Setiap kali berpapasan dengan ibu
itu, selalu tampak senyum dibibirnya. Dia adalah ibu Hasna, salah seorang cleaning
service di Asrama Putri Unhas. Umurnya sekitar 50 tahunan, tetapi Dia masih
telihat sangat kuat. Tubuhnya terlihat kurus dan tinggi. Aku bertemu dengan ibu Hasna sejak dua tahun
lalu. Setiap hari senin sampai sabtu dia biasanya terlihat di blok C asrama
kami.
Dia termasuk cleaning service
yang cukup rajin, ramah, dan tentunya murah senyum. Dia disukai oleh banyak mahasiswa bahkan sesama cleaning service. Aku terkadang menjumpainya dengan cleaning
service lainnnya sedang tertawa dengan riang gembira. Tampak di wajahnya tanpa ada
beban dalam hidupnya.
Setahun lalu sebelum ada
peraturan baru dari pihak birokrasi kampus bahwa “setiap pegawai dilarang
melakukan pekerjaan lain selain waktu istirahat dan setelah waku pulang kerja
yaitu sekitar pukul 5 sore”. Dia masih melakukan pekerjaan sampingan di waktu jam kerja selain sebagai cleaning service diantaranya mencuci pakaian mahasiswa dan mengangkat air galon mahasiswa bagi yang tidak mampu mengangkat galonnya. Meskipun, waktu itu Dia
melakukan pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilannya, Dia tidak
melupakan pekerjaan utamanya sebagai cleaning service. Pekerjaan sampingan itu
Dia lakukan ketika pekerjaan utamanya telah selesai.
Meskipun saat ini, Dia tidak bisa
melakukan pekerjaan sampingan itu pada waktu jam kerja. Namun, Dia tidak pernah
putus asa untuk mendapatkan pekerjaan sampingan. Tetapi Dia lakukan itu pada waktu istirahat dan pulang. Bahkan dia masih bekerja terkadang sampai pukul 7.30
malam. Dia seharusnya sudah istirahat di rumah tetapi Dia masih bersemangat
mengangkatkan galon mahasiswa. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana lelahnya ketika dia mengangkat beberapa galon setiap hari sampai lantai tiga asrama. Demi mengumpulkan
uang.
Pernah suatu sore kami berbincang-bincang. Aku
sudah lupa awalnya kami membicarakan apa hingga akhirnya dia dengan senang hati
menceritakan saya bahwa Dia punya anak yang masih kuliah Di Kendari (semoga
tidak salah daerahnya) dan masih ada juga anaknya yang sekolah di SMP.
Setiap kali aku melihat ibu itu,
mengingatkan aku kepada orang tua di kampung. Betapa semangatnya mereka bating
tulang untuk anak-anaknya yang sedang menempuh pendidikan. Semoga keringat mereka
tidak sia-sia kelak. Aamiin..
Apa yang bisa kita contoh dari ibu Hasna?
1. Murah senyum. Senyum kepada sesama itu bernilai ibadah
2. Ramah kepada orang lain.
3. Kerja Keras
4. Jangan Putus Asa
5. Bersemangat...
:)
1. Murah senyum. Senyum kepada sesama itu bernilai ibadah
2. Ramah kepada orang lain.
3. Kerja Keras
4. Jangan Putus Asa
5. Bersemangat...
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar