Soal di bawah, saya peroleh dari
modul Dr. Jianbiao (John) Pan yang berjudul Minitab
Tutorial for Design and Analysis of Experiment. Namun saya telah mengubah
sebagian data pada tingkat etsa yang memiliki tingkat daya RF 180W
Masalah: Dalam industri mekanik dan elektronik banyak
menggunakan proses Etsa Plasma (plasma etching). Seorang peneliti
tertarik menyelidiki hubungan antara pengaturan daya RF dan tingkat etsa. Dia
tertarik pada gas khusus (C2F6) dan celah (0,80 cm) dan
ingin menguji empat tingkat daya RF: 160W, 180W, 200W, dan 220W. Percobaan
dilakukan dengan lima kali ulangan.
Berikut data hasil percobaan:
Berikut data hasil percobaan:
Ulangan
|
Tingkat Daya
RF
|
|||
160 W
|
180 W
|
200 W
|
220 W
|
|
1
|
54.2
|
57.9
|
65.1
|
71.9
|
2
|
53
|
55
|
62.9
|
72.5
|
3
|
57
|
57
|
60
|
71.5
|
4
|
57.5
|
56.3
|
63.7
|
68.5
|
5
|
53.9
|
56.5
|
61
|
70
|
Langkah-langkah menggunakan Minitab
untuk uji asumsi, ANOVA dan uji Lanjut
Menampilkan grafik untuk uji asumsi
Untuk Menampilkan output Uji lanjut
Langkah terakhir klik OK.
Sebelum melakukan
analisis varian dan uji lanjut, kita perlu mengecek terlebih dahulu apakah
asumsi-asumsi pada RAL telah terpenuhi. Mengapa harus mengecek asumsi? Mungkin teman-teman pernah menemukan kasus seperti hasil uji ANOVA tidak signifikan tetapi ternyata
hasil diuji lanjut menunjukkan ada yang signifikan. Padahal seharusnya jika
hasil uji ANOVA tidak signifikan maka hasil uji lanjut tidak ada yang
signifikan. Mengapa hal tersebut bisa
terjadi? Hal itu terjadi kemungkinan disebabkan ada asumsi tidak terpenuhi. Oleh
karena itu, kita akan mengecek terlebih dahulu asumsi-asumsi berikut:
1. Model
bersifat Aditif
2. Sisaan
saling bebas satu dengan lainnya.
3. Sisaan
menyebar normal
3. Sisaan
memiliki varian yang sama
- Untuk mengecek apakah sisaan saling bebas maka kita dapat melihat plot sisaan vs urutan amatan seperti berikut:
Plot di atas menunjukkan bahwa
sebaran sisaan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan
saling bebas.
- Untuk mengecek apakah sisaan menyebar normal
Plot Normal Probability merupakan normal plot sisaan yang bertujuan
untuk mengecek apakah asumsi sisaan menyebar normal. Plot di atas menunjukkan
bahwa hampir semua titik-titik sisaan pada plot mendekati dan mengikut garis
lurus. Oleh karena itu , dapat dikatakan bahwa sisaan menyebar normal. Selain
itu, untuk lebih meyakinkan dapat dicek secara exact yaitu menggunakan uji Anderson
Darling, Ryan-Joiner, Kolmogorov-smirnov ataupun shapiro-wilk.
Langka-langkah Uji Normalitas di Minitib
Stat > Basic
Statistics > Normality test > maka akan muncul seperti berikut:
Maka akan muncul plot di bawah lengkap dengan hasil uji
exact.
Interpretasi output Uji Normalitas
Hipotesis:
Ho : Sisaan menyebar normal
H1 : Sisaan tidak menyebar normal
Berdasarkan uji normalitas menggunakan
Anderson-Darling diperoleh p- value 0.332 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tolak H1, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa
sisaan tidak menyebar normal. (versi orang statistik )
Berdasarkan uji normalitas menggunakan
Anderson-Darling diperoleh p- value 0.332 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Terima Ho, artinya sisaan menyebar normal. (versi orang awam).
Mengapa ada seperti itu? Bagikan jawaban
anda di kolom komentar.
- Untuk mengecek apakah sisaan memiliki varian yang sama
Plot di atas bertujuan untuk mengecek apakah sisaan memiliki
varian yang sama atau konstan. salah satu cara mengeceknya adalah dengan
melihat lebar pitanya. Plot di atas menunjukkan lebar pita yang sama sehingga
dapat disimpulkan bahwa sisaan memiliki varian yang sama.
Output ANOVA
Analysis of Variance
Source
DF Adj SS Adj MS
F-Value P-Value
Daya RF
3 773.65 257.885
85.83 0.000
Error
16 48.08 3.005
Total
19 821.73
Hipotesis:
Ho : Tidak
ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF
H1: ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan
pada pengaturan daya RF
Berdasarkan tabel ANOVA di atas menunjukkan bahwa p-value 0.000 < 0.05. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa Terima H1 artinya ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF.
Uji ANOVA merupakan syarat untuk melakukan uji lanjut, jika tidak ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF maka uji lanjut tidak perlu dilakukan.
Model Summary
S
R-sq R-sq(adj) R-sq(pred)
1.73342 94.15%
93.05% 90.86%
Dalam RAL R-square ataupun R-square
Adjusted tidak diinterperetasikan. Mengapa? Karena konteks soal ini bukan untuk
memprediksi.
Means
Daya RF
N Mean StDev
95% CI
160
5 55.120 2.002
(53.477, 56.763)
180
5 56.480 1.085
(54.837, 58.123)
200
5 62.540 2.053
(60.897, 64.183)
220
5 70.880 1.619
(69.237, 72.523)
Pooled StDev = 1.73342
Tukey Pairwise
Comparisons
Grouping Information Using the Tukey Method
and 95% Confidence
Daya RF
N Mean Grouping
220
5 70.880 A
200
5 62.540 B
180
5 56.480 C
160
5 55.120 C
Means that do not share a letter are
significantly different.
Uji lanjut dalam pada
kasus ini digunakan uji tukey atau dikenal dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji Tukey pada tabel Tukey
Pairwise Comparisons sama saja dengan plot di atas. Oleh karena
itu, saya akan menjelaskan salah satunya saja yaitu dengan menginterpretasikan
plot hasil uji tukey.
Cara membaca
plot di atas adalah
· Garis yang menyentuh
titik nol artinya tidak ada
perbedaan
· Garis yang tidak
menyentuh titik nol artinya ada
perbedaan
Hipotesis 1:
Ho : Tidak
ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF 160W dan
180W
H1: ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan
pada pengaturan daya RF 160W dan 180W
·
Berdasarkan plot di atas bahwa garis 160W dan
180W menyentuh titik nol sehingga dapat disimpulkan bahwa Tolak H1, artinya dengan
tingkat kepercayaan 95% belum cukup bukti untuk menyatakan ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan
pada pengaturan daya RF 160W dan 180W (versi orang statistik hehehe)
·
Berdasarkan plot di atas bahwa garis 160W dan
180W menyentuh titik nol sehingga dapat disimpulkan bahwa terima Ho, artinya tidak
ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF 160W dan
180W (versi orang awam)
Hipotesis 2:
Ho : Tidak
ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF 160W dan
200W
H1: ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan
pada pengaturan daya RF 160W dan 200W
Berdasarkan plot di atas bahwa
garis 160W dan 200W tidak menyentuh titik nol sehingga dapat disimpulkan bahwa terima
H1, artinya ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF
160W dan 200W
Hipotesis 3:
Ho : Tidak
ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan daya RF 160W dan
220W
H1: ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan
pada pengaturan daya RF 160W dan 220W
Berdasarkan plot di atas bahwa
garis 160W dan 2200W tidak menyentuh titik nol sehingga dapat disimpulkan bahwa
terima H1, artinya ada perbedaan rata-rata tingkat etsa dengan pada pengaturan
daya RF 160W dan 220W
Silahkan teman-teman membuat
Hipotesis ke 4 sampai ke 6 caranya masih sama dengan yang di atas. Jika ada
pertanyaan dan koreksi silahkan disampaikan di kolom komentar. Mari saling
belajar.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar