Diagram error bar seringkali ditemukan di berbagai jurnal sains terutama yang berkaitan dengan jurnal Biologi. Diagram error bar dibangun dari peubah numerik (peubah pertama). Pada kasus percobaan satu faktor, peubah kedua membagi peubah pertama menjadi kelompok (misalnya, Jenis pupuk atau varietas tanaman). Sedangkan dalam kasus percobaan dua faktor, peubah ketiga dapat digunakan untuk membagi sub kelompok.
Mengapa diagram error bar penting?
Karena Error bar dapat membantu menjelaskan dan menginterpretasikan data dengan benar. Umumnya Error Bar menunjukkan range, interval kepercayaan, standar error (galat baku), standar deviasi (Geoff Cumming, dkk, 2007).
Error Bar
|
Rumus
|
Deskripsi
|
Range
|
Data terbesar dikurangi data terkecil
|
Range (jangkauan) merupakan ukuran penyebaran data yang mencakup nilai terendah dan tertinggi.
|
Standar deviasi
|
|
Simpangan rata-rata antara data observasi dan rataannya.
|
Standar Error
|
|
Mencerminkan keakuratan contoh yang dipilih terhadap populasinya.
|
Interval Kepercayaan (95%)
|
|
Rentang nilai pada selang kepercayaan 95% diyakini memuat nilai rataan sebenarnya
|
(Geoff Cumming, dkk, 2007).
Jenis error bar yang mana sebaiknya digunakan?
Pada penelitian rancangan percobaan biasanya mencoba membandingkan hasil eksperimen dengan kontrol, biasanya tepat digunakan diagram error bar, seperti SE atau Interval Kepercayaan, daripada SD. Namun, jika n sangat kecil (misalnya n = 3), daripada menampilkan error bar dan statistik, lebih baik menggunakan plot sederhana.
1. Graphs -> klik Chat Builder -> OK
Jika ingin menampilkan
error bar (standar deviasi atau interval kepercayaan cukup ganti pada langkah
no.5 pada gambar di atas
3. Selesai.
Diagram error bar (standar
error) dapat digunakan untuk mengetahui apakah perbedaan antar perlakuan
signifikan atau tidak. Kita bisa melihat bagan error bar (standar error) yang
saling tumpang tindih (overlap) atar
bagan error bar.
Gambar 1. Jika standar error bar
tumpang tindih cukup banyak, itu menandakan bahwa perbedaannya tidak signifikan
secara statistik. Namun, teman-teman tatap harus melakukan uji statistik untuk
menarik kesimpulan.
Gambar 2. Jika standar error bar tumpang
tindih sedikit, itu menandakan bahwa perbedaannya mungkin tidak signifikan
secara statistik. Karena gambar 2 sulit ditentukan apakah signifikan atau tidak maka teman-teman
harus melakukan uji statistik untuk menarik kesimpulan.
Gambar 3. Jika standar error bar tidak
tumpang tindih, itu menandakan bahwa perbedaannya mungkin signifikan, tetapi jika teman-teman tidak yakin. Teman-teman bisa melakukan uji statistik untuk menarik
kesimpulan.
Jadi, diagram standar
error bar hanya memberikan petunjuk bahwa perbedaan suatu perlakuan signifikan
atau tidak. Sehingga tetap diperlukan uji statistik untuk menarik kesimpulan
yang valid.
Sumber:
Geoff Cumming, dkk, 2007. Error
bars in experimental biology. The Journal of
Cell Biology. 177: 7–11.
Sangat membantu 👍
BalasHapusTerima kasih sdh share, sangat membantu
BalasHapus