Siang itu banyak mahasiswa yang berlalu lalang ke perpustakaan pusat Univesitas Hasanuddin (Unhas). Selain mahasiswa dari Unhas sendiri, banyak juga mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Makassar. Ada beberapa tipe mahasiswa yang suka bertandang di Perpustakaan Pusat Unhas. Tipe pertama ini sukanya ke rak buku, biasanya mereka ingin mencari referensi sambil membaca dan kerja tugas. Kedua, mahasiswa yang pencari wifi dan listrik, pokoknya hape jadul, smartphone, tablet, powerbank dan laptop di cas sampai full dah sambil internetan . Wajar kok, namanya juga mahasiswa suka yang gratis hehehe. Ketiga, mahasiswa yang kebelet pipis atau eeoo’. Mahasiswa ini taunya cuma WC perpus doang hahaha. Untungnya aku nggak termasuk ke dalam tipe ketiga ini. (ini versi saya loh)
Perpustakaan Pusat Unhas terdapat dua lantai. Lantai pertama, ada bagian pelayanan yang khusus melayani peminjaman, pengembalian dan perpanjagan buku, pembuatan kartu perpustakaan sementara bagi mahasiswa di luar kampus Unhas, serta terdapat satu unit computer yang digunakan mahasiswa untuk mencari letak buku. Di samping kanan bagian pelayanan terdapat koleksi buku Sulawesi Selatan dan American Corner. Di depan American Corner ada banyak rak buku. Buku-buku yang ada di sana sudah lumayan tua. Namun, tetap dicintai oleh sebagian mahasiswa. Selain itu, ada Korean korner, warung Prancis, dan ruang internet gratis untuk akses junal. Di situ disediain beberapa computer gratis. Di Lantai kedua, terdapat koleksi buku cadangan, koleksi skripsi, tesis dan disertasi. Koleksi tua sampai yang terbaru kamu bisa dapatkan di situ. Khusus koleksi buku cadangan, bukunya tuh keren-keren kebanyakan berbahasa Inggris loh. Coba aja ke sana.
Meskipun perpustakaan Pusat Unhas menyediakan banyak koleksi buku. Namun, masih banyak mahasiswa yang mengeluh salah satunya sulit mencari buku perpustakan yang betul-betul mereka butuhkan. Mengapa demikian? Saat ini perpustakaan Unhas hanya menyediakan satu unit komputer untuk mencari letak buku. Sehingga mahasiswa merasa kesulitan menemukan posisi buku dengan cepat. Selain itu, jaringan internet perpus yang begitu lemot dan ada beberapa colokan listrik yang rusak . Menurut Ketua kelompok Pustakawan Unhas dalam koran Indentitas, hal itu disebabkan banyaknya pengguna.
Unhas yang notabene kampus terbesar di Indonesia Timur seharusnya lebih cepat mengatasi kesulitan-kesulitan mahasiswa, utamanya di bagian pelayanan Perpus Pusat termasuk kurangnya komputer untuk mencari lokasi buku. Kalau memang komputernya banyak rusak sebaiknya Koordinator Pelayanan Perpustakan melaporkan ke bagian teknis secepatnya, jangan biarkan sampai berbulan-bulan tidak diperbaiki. Mahasiswa Unhas bukan Cuma sepuluh orang Pak.. puluhan ribu Pak.. ditambah mahasiswa di luar Unhas, hitung sendirimaki…
Tulisan yg bagus... objektif dan realis. sangat bermanfaat sbg masukan bg manajemen perpustakaan Unhas.
BalasHapusSaya mau tanya, sekarang tiap buat kartu anggota perpustakaan berbayar kah?
BalasHapus